Pages

Selasa, 14 Mei 2013

GEDUNG JOANG '45 PADANG SUMATERA BARAT




Memandang ke depan dari pinggiran Pantai Padang terlihat sebuah bangunan yang kokoh berdiri dengan penuh keberanian, ibarat seorang prajurit yang siap maju ke medan perang. Desain dari bangunan ini terlihat sangat eksotik dan menggambarkan kekuatan yang tidak bisa diragukan lagi. Bangunan ini adalah gedung Joang ’45. Tidak hanya itu gedung ini menyimpan berbagai bukti sejarah bangsa Indonesia. Banyak hal yang tersimpan di dalam gedung yang berdiri di atas lahan seluas 4.790 M2 ini, dari foti-foto tempo dulu hingga perlengkapan persenjataan perang.
Gedung Joang ’45 didirikan pada tahun 1909. Awalnya gedung ini merupakan Kantor perwakilan Dagang Jerman di Pantai Barat Sumatera. Dengan kemenangan Jepang pada waktu itu, fungsi gedung ini beralih menjadi markas pasukan Jepang. Beberapa waktu kemudian Jepang kalah dalam perang Asia Timur sehingga menyebabkan kekosongan di gedung ini. Menyikapi hal tersebut pada tanggal 21 Agustus 1945, Bapak Chatib Sulaiman memprakarsai berdirinya BPPI (Balai Penerangan Pemuda Indonesia). BPPI adalah suatu organisasi yang bertugas menjaga keamanan serta sebagai media penyuara informasi kemerdekaan Republik Indonesia di Sumatera Barat.
Beberapa kali gedung ini beralih fungsi. Setelah terjadi Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949, gedung ini menjadi markas Resimen-IV Tentara dan Territorium I/Bukit Barisan. Setelah itu gedung ini diserahkan kepada Dewan Harian Daerah dan dijadikan kantor harian Angkatan ’45 sumatera Barat. Berdasarkan MUNAS Angkatan ’45, setiap  kantor harian ’45 secara bertahap akan berubah menjadi Gedung Joang ’45 dan akan difungsikan sebagai Museum Joang ’45.

Setelah penetapan MUNAS tersebut gedung yang kokoh ini dekenal dengan sebutan Gedung Joang ’45 yang difungsikan sebagai Museum Joang ’45. Gedung ini menyimpan berbagai bukti sejarah. Di antaranya pada lantai dasar tedapat koleksi foto-foto awal perjuangan recolusi, perundingan Linggar Jati, Agresi Belanda I, Perundingan Renvile, Tokoh-tokoh Revolusi, Tentara pelajar, dan lain-lain. Sedangkan pada lantai 2 dapat ditemui koleksi buku-buku seperti buku sejarah, buku sosial, budaya, politik, hokum, dan agama.
Gedung yang berdiri kokoh ini menyimpan banyak hal tentang sejarah bangsa Indonesia. Pengunjung yang dating ke gedung ini dapat melihat cerita sejarah bangsa Indonesia melalui foto-foto dan benda-benda peninggalan sejarah seperti perlengkapan perang yang disimpan di Museum Joang. Di samping gedung ini terdapat sebuah bangunan yang hampir roboh. Dulunya gedung ini digunakan sebagai tempat penerimaan pengunjung. Namun, sekarang bangunan ini hanya menjadi puing-puing saksi bisu tentang kekohan Gedung Joang, gedung yang menjadi simbol semangat bangsa Indonesia.


         
`





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

tweet

bintang

About