Memandang
ke depan dari pinggiran Pantai Padang terlihat sebuah bangunan yang kokoh
berdiri dengan penuh keberanian, ibarat seorang prajurit yang siap maju ke
medan perang. Desain dari bangunan ini terlihat sangat eksotik dan menggambarkan
kekuatan yang tidak bisa diragukan lagi. Bangunan ini adalah gedung Joang ’45.
Tidak hanya itu gedung ini menyimpan berbagai bukti sejarah bangsa Indonesia.
Banyak hal yang tersimpan di dalam gedung yang berdiri di atas lahan seluas
4.790 M2 ini, dari foti-foto tempo dulu hingga perlengkapan
persenjataan perang.
Gedung
Joang ’45 didirikan pada tahun 1909. Awalnya gedung ini merupakan Kantor
perwakilan Dagang Jerman di Pantai Barat Sumatera. Dengan kemenangan Jepang
pada waktu itu, fungsi gedung ini beralih menjadi markas pasukan Jepang.
Beberapa waktu kemudian Jepang kalah dalam perang Asia Timur sehingga
menyebabkan kekosongan di gedung ini. Menyikapi hal tersebut pada tanggal 21
Agustus 1945, Bapak Chatib Sulaiman memprakarsai berdirinya BPPI (Balai
Penerangan Pemuda Indonesia). BPPI adalah suatu organisasi yang bertugas
menjaga keamanan serta sebagai media penyuara informasi kemerdekaan Republik
Indonesia di Sumatera Barat.
Beberapa
kali gedung ini beralih fungsi. Setelah terjadi Konferensi Meja Bundar (KMB)
pada tanggal 27 Desember 1949, gedung ini menjadi markas Resimen-IV Tentara dan
Territorium I/Bukit Barisan. Setelah itu gedung ini diserahkan kepada Dewan
Harian Daerah dan dijadikan kantor harian Angkatan ’45 sumatera Barat.
Berdasarkan MUNAS Angkatan ’45, setiap
kantor harian ’45 secara bertahap akan berubah menjadi Gedung Joang ’45
dan akan difungsikan sebagai Museum Joang ’45.
Setelah
penetapan MUNAS tersebut gedung yang kokoh ini dekenal dengan sebutan Gedung
Joang ’45 yang difungsikan sebagai Museum Joang ’45. Gedung ini menyimpan
berbagai bukti sejarah. Di antaranya pada lantai dasar tedapat koleksi
foto-foto awal perjuangan recolusi, perundingan Linggar Jati, Agresi Belanda I,
Perundingan Renvile, Tokoh-tokoh Revolusi, Tentara pelajar, dan lain-lain.
Sedangkan pada lantai 2 dapat ditemui koleksi buku-buku seperti buku sejarah,
buku sosial, budaya, politik, hokum, dan agama.
Gedung
yang berdiri kokoh ini menyimpan banyak hal tentang sejarah bangsa Indonesia.
Pengunjung yang dating ke gedung ini dapat melihat cerita sejarah bangsa
Indonesia melalui foto-foto dan benda-benda peninggalan sejarah seperti
perlengkapan perang yang disimpan di Museum Joang. Di samping gedung ini
terdapat sebuah bangunan yang hampir roboh. Dulunya gedung ini digunakan
sebagai tempat penerimaan pengunjung. Namun, sekarang bangunan ini hanya
menjadi puing-puing saksi bisu tentang kekohan Gedung Joang, gedung yang
menjadi simbol semangat bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar